Harvest Moon: The Lost Valley, Awal Baru Tanpa Marvelous

Awal Baru Tanpa Marvelous – Harvest Moon 3D: A New Beginning yang dirilis pada tahun 2012 menjadi kerja sama terakhir antara Natsume dan Marvelous. Mulai tahun 2014, Marvelous mengganti nama seri Harvest Moon menjadi Story of Seasons. Sementara itu, Natsume, yang masih memegang lisensi atas nama Harvest Moon, memutuskan untuk membuat game baru berjudul Harvest Moon: The Lost Valley. Game ini menjadi tonggak penting karena merupakan seri Harvest Moon pertama yang dikembangkan tanpa Marvelous, menandai pergeseran besar dalam sejarah franchise ikonik ini.

Harvest Moon: The Lost Valley, Kalah Saing dengan Story of Seasons

Meskipun berada di bawah nama Harvest Moon yang sudah populer sejak 1990-an, Harvest Moon: The Lost Valley ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi banyak penggemar. Sejak tidak lagi bekerja sama dengan developer aslinya, franchise ini mengalami kesulitan untuk menyaingi kesuksesan Story of Seasons yang dikembangkan oleh Marvelous.

Harvest Moon: The Lost Valley mengusung nama legendaris di ranah farming simulation game, namun gagal merebut perhatian para penggemar lama. Uraian berikut memberikan gambaran mengapa Harvest Moon: The Lost Valley kalah tenar dibandingkan Story of Seasons, meskipun keduanya memiliki akar yang sama.

Natsume Merilis Harvest Moon: The Lost Valley di Nintendo 3DS pada 2014

Natsume berperan penting dalam memopulerkan seri Bokujō Monogatari lewat nama Harvest Moon, dan berhak memegang lisensi atas nama tersebut ketika Marvelous memutuskan berpisah dengan mereka. Berbekal ketenaran nama Harvest Moon, Natsume merilis game baru berjudul Harvest Moon: The Lost Valley pada 2014 untuk Nintendo 3DS.

Harvest Moon: The Lost Valley menjadi game pertama dalam seri ini yang tidak dikembangkan oleh Marvelous. Game ini dirilis di Jepang pada 2014, dua tahun setelah Harvest Moon 3D: A New Beginning, yang menjadi kerja sama terakhir antara Natsume dan Marvelous. Namun, meskipun sama-sama mengusung nama Harvest Moon, The Lost Valley tidak termasuk dalam seri utama yang linear dengan Harvest Moon 3D: A New Beginning, sehingga sulit menyebutnya sebagai suksesor.

Harvest Moon: The Lost Valley lebih cocok dianggap sebagai awal dari era baru Harvest Moon di bawah Natsume. Meskipun tetap mengusung nama legendaris, banyak penggemar merasa bahwa semangat asli Harvest Moon tidak lagi sama seperti saat dikembangkan oleh Marvelous. Game ini menjadi permulaan dari serangkaian judul Harvest Moon modern, seperti Harvest Moon: Light of Hope (2017) dan Harvest Moon: One World (2021), yang dianggap kurang menarik oleh sebagian besar penggemar.

2. Beberapa Elemen Terinspirasi dari Minecraft

Minecraft (2011) menjadi sandbox game yang sangat populer, bahkan hingga kini. Harvest Moon: The Lost Valley pun mengadopsi beberapa fitur dari game indie tersebut, di mana Natsume mencoba mengguncang tradisi dengan mengeksplorasi ide-ide baru untuk membentuk identitasnya sendiri setelah berpisah dengan Marvelous. Meski inovasi ini berhasil hingga batas tertentu, banyak penggemar lama Harvest Moon merasa kecewa dengan hasil akhirnya.

Bukannya mendapatkan tingkat kustomisasi yang megah seperti di Minecraft, gameplay Harvest Moon: The Lost Valley malah dinilai terlalu sederhana, sehingga membuat pemain mudah bosan. Selain itu, pemain harus menjalani beberapa musim sebelum sepenuhnya mengakses semua fitur yang ada.

Yang lebih mengecewakan, Harvest Moon: The Lost Valley tidak memiliki kota ikonis seperti dalam seri-seri sebelumnya. Penduduk desa hanya muncul di halaman depan pada hari-hari tertentu, kemudian menghilang saat matahari terbenam, sehingga interaksi antarkarakter terasa kurang mendalam. Hal ini menyebabkan cerita tidak berkembang dengan cara yang menarik bagi pemain.

Dibandingkan dengan Harvest Moon 3D: A New Beginning, Harvest Moon: The Lost Valley tampil dengan mekanisme yang lebih sederhana, mirip dengan judul-judul terbaru Harvest Moon di bawah Natsume. Namun, mekanisme dalam The Lost Valley di Nintendo 3DS tidak sebaik yang ada di Harvest Moon: Home Sweet Home (2024), yang memang dirancang khusus untuk mobile game dengan kesederhanaan yang lebih sesuai.

3. Dianggap Sebagai Judul Pembuka yang Kurang Menarik

Dalam Harvest Moon: The Lost Valley, pemain ditempatkan di sebuah tanah yang terlantar dan dikutuk mengalami musim dingin abadi. Harvest Goddess tertidur, dan hanya keterampilan bertani pemain yang bisa membangunkannya, mencairkan salju, dan memulihkan musim. Meskipun plotnya terdengar menarik sebagai petualangan, sayangnya, gameplay tidak memenuhi ekspektasi.

Beberapa pengulas bahkan memberikan penilaian rendah pada game ini. Berdasarkan Metacritic, Harvest Moon: The Lost Valley hanya mendapatkan skor 46/100, sementara media seperti Nintendo Life dan Hardcore Gamer memberinya nilai 4/10 dan 2/5. Menurut ulasan Ron DelVillano dari Nintendo Life, meskipun konsepnya tampak bagus, sebagian besar fitur baru di game ini diimplementasikan dengan buruk. Natsume mencoba menghadirkan permainan yang berbeda dan berani melakukan eksperimen, namun hasilnya tidak menampilkan pesona Harvest Moon seperti yang diharapkan penggemar.

Bahkan grafis dengan gaya kartunnya tidak dapat menyelamatkan game ini dari berbagai kritik. Sejak peluncuran Harvest Moon: The Lost Valley sebagai judul pembuka di bawah Natsume, franchise Harvest Moon dianggap mengalami kemunduran. Judul-judul yang lebih baru juga menerima penilaian rendah. Namun, Natsume mulai berbenah, terutama dengan Harvest Moon: The Winds of Anthos (2023) yang menunjukkan peningkatan kualitas. Harvest Moon: Home Sweet Home juga dianggap memperbaiki citra Natsume di ranah farming simulation game, mendapatkan ulasan yang lebih baik dari para penggemar.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *