Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, mengungkapkan bahwa lembaganya saat ini aktif melakukan riset untuk pengembangan test kit guna mencegah keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Test kit ini nantinya diharapkan menjadi alat penting bagi setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk menguji keamanan pangan.
Laksana menambahkan bahwa test kit ini akan digunakan untuk mengambil sampel makanan sebelum didistribusikan kepada penerima manfaat. Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk memastikan kualitas pangan yang disajikan aman dan bernutrisi.
“Kami berusaha untuk secepatnya mewujudkan program ini, dan kami percaya bahwa pengembangan test kit tidak akan terlalu sulit,” ujar Laksana di UGM, Sleman. Uji kualitas pangan ini sangat penting untuk mencegah terjadinya keracunan yang belakangan ini banyak dilaporkan di berbagai daerah.
Pengembangan Test Kit untuk Meningkatkan Keamanan Pangan
Test kit yang sedang dikembangkan oleh BRIN berfungsi untuk mendeteksi kualitas makanan dengan melihat adanya bakteri dan mikroba berbahaya. Proses pengujian ini dirancang sesederhana mungkin agar bisa dilakukan dengan cepat oleh petugas SPPG.
Laksana menjelaskan bahwa alat ini mudah digunakan dan sangat terjangkau, sehingga diharapkan dapat diterapkan secara luas di lapangan. “Dengan cara ini, kami berusaha untuk menekan risiko keracunan seefektif mungkin,” jelasnya.
Selain itu, test kit ini juga akan membantu pengawasan dalam penyajian makanan, memastikan bahwa semua makanan yang diberikan kepada penerima manfaat sudah layak konsumsi. Penekanan pada aspek kualitas pangan sangat penting dalam menjaga kesehatan masyarakat.
Peningkatan Daya Tahan Produk Pertanian Melalui Riset
Selain pengembangan test kit, BRIN juga fokus pada riset pengolahan produk pertanian agar memiliki daya tahan lebih lama. Laksana mengemukakan bahwa hal ini penting untuk mengatasi masalah fluktuasi harga pangan.
Contohnya, bawang dapat diolah menjadi bubuk, sehingga tidak terpengaruh oleh perubahan harga yang signifikan. “Dengan cara ini, kami berharap program MBG tidak terganggu dan efisiensi distribusi juga meningkat,” paparnya.
Pengolahan produk pertanian dengan metode yang benar bisa memperpanjang umur simpan dan memastikan bahwa bahan makanan tetap segar saat sampai ke konsumen. Ini menjadi bagian dari strategi hilirisasi yang diterapkan oleh BRIN.
Kepatuhan Terhadap Standar Prosedur Operasional dalam Penyajian Makanan
Salah satu isu kritis yang perlu diperhatikan adalah kepatuhan SPPG terhadap Standar Prosedur Operasional (SOP) dalam penyajian makanan. Masalah higienitas saat penyajian makanan menjadi sorotan utama terkait dengan banyaknya kasus keracunan yang terjadi, terutama dalam program Makan Bergizi Gratis.
Kepatuhan terhadap SOP sangat penting untuk memastikan bahwa semua makanan disajikan dalam kondisi bersih dan aman. Hal ini menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam program pengentasan kemiskinan melalui pemenuhan gizi ini.
Usaha untuk meningkatkan kepatuhan ini harus didukung dengan pelatihan dan sosialisasi yang memadai bagi petugas SPPG. Dengan menjalankan SOP secara ketat, risiko keracunan pangan dapat diminimalisir.