loading…
Kapal Selam Titan . FOTO/ DAILY
BACA JUGA – Kapal Selam Nanggala-402 Hilang, Ini Daftar Tragedi Kapal Selam Dunia
Kapal selam Titan milik OceanGate meledak pada kedalaman 3.800 meter akibat kegagalan struktur badan pesawat serat karbonnya yang belum diuji sepenuhnya, menewaskan lima orang, termasuk CEO Stockton Rush, seketika.
Laporan NTSB mengungkapkan bahwa Titan telah menunjukkan tanda-tanda kerusakan sejak penyelaman ke-80, tetapi OceanGate tetap beroperasi hingga tragedi itu terjadi pada penyelaman ke-88.
OceanGate kini menghadapi tuntutan hukum, termasuk klaim sebesar US$50 juta dari keluarga korban atas dugaan kelalaian dan kegagalan untuk mematuhi standar keselamatan industri.
Menurut laporan setebal 87 halaman tersebut, tekanan ekstrem pada kedalaman tersebut — diperkirakan sekitar 4.930 PSI — menyebabkan kerusakan lokal pada badan pesawat Titan, yang memicu ledakan dalam waktu kurang dari 20 milidetik.
Kecelakaan kapal selam Titan mencuri perhatian dunia yang memfokuskan perhatian pada keselamatan operasi di bawah laut, terutama dengan meningkatnya minat terhadap penjelajahan ruang bawah laut. Kejadian tragis ini membawa dampak tidak hanya pada keluarga korban, tetapi juga menimbulkan pertanyaan mengenai masa depan operasi sejenis. Kejadian ini menunjukkan betapa rentannya teknologi yang digunakan untuk menjelajahi kedalaman samudera yang berbahaya.
Setiap tahun, upaya untuk mengeksplorasi kedalaman laut semakin meningkat, baik untuk tujuan penelitian maupun komersial. Namun, tragedi ini menunjukkan bahwa aspek keselamatan sering kali terabaikan dalam praktik eksplorasi. Teknologi yang ada saat ini perlu ditinjau dan diperkuat agar dapat menjamin keselamatan penghuninya dalam misi-misi mendatang.
Kronologi Kejadian yang Menghentak Dunia
Pada 18 Juni 2023, Titan melakukan penyelaman ke-88-nya, yang seharusnya menjadi bagian dari perjalanan bersejarah untuk menjelajahi reruntuhan kapal Titanic. Awal dari misi ini berjalan lancar dan tim merasa optimis. Namun, dalam waktu singkat, keadaan berubah menjadi sangat kritis ketika laporan tentang kecelakaan itu tiba.
Laporan dari NTSB mengindikasikan bahwa kegagalan struktural terjadi pada kedalaman yang ekstrem, menunjukkan bahwa prosedur keselamatan yang ada mungkin belum cukup memadai. Ketika Titan turun ke kedalaman 3.800 meter, struktur serat karbon yang seharusnya cukup kuat ternyata mengalami kerusakan parah.
Sebelumnya, kapal ini telah menunjukkan tanda-tanda kerusakan sejak penyelaman ke-80. Meskipun haya terdeteksi, OceanGate tetap melanjutkan operasi, yang berujung pada tragedi ini. Keputusan tersebut mengundang kritik luas, terutama dari keluarga para korban dan komunitas internasional yang memperhatikan standar keselamatan dalam eksplorasi laut.
Tuntutan Hukum dan Dampaknya Terhadap Industri
Pasca tragedi, OceanGate menghadapi serangkaian tuntutan hukum dari keluarga yang ditinggalkan. Klaim tersebut mencakup sejumlah besar US$50 juta atas dugaan kelalaian, yang mendesak pihak berwenang untuk melakukan audit terhadap prosedur keselamatan yang ada. Pihak berwenang mulai meneliti dengan seksama proses operasional yang diambil perusahaan selama ini.
Keluarga korban mengecam tindakan OceanGate yang dianggap ceroboh dalam melanjutkan operasional tanpa mengatasi risiko yang teridentifikasi. Kasus ini menjadi sorotan dan membuka diskusi di tingkat global mengenai pentingnya menjalankan eksplorasi dengan rendah risiko dan berbasis pada data dan penelitian yang befakta.
Ini bukan hanya tentang menyelamatkan nyawa manusia, tetapi juga mempertahankan reputasi industri di mata masyarakat. Kecelakaan semacam ini dapat mendorong penurunan minat pada penjelajahan bawah laut dan investasi di bidang ini, yang pada gilirannya bisa menghambat perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di area yang menjanjikan ini.
Pentingnya Keselamatan dalam Eksplorasi Laut Mendalam
Keselamatan dalam eksplorasi laut semakin menjadi aspek yang tidak bisa diabaikan. Tragedi Titan memperlihatkan betapa pentingnya melakukan evaluasi risiko dan penerapan norma keselamatan yang ketat sebelum melanjutkan misi ke kedalaman laut. Pada kedalaman ekstrem, tekanan laut sangat tinggi dan dapat menyebabkan kerusakan serius pada struktur apapun yang berada di dalamnya.
Dengan pengalaman pahit yang kini dimiliki, penting bagi seluruh industri eksplorasi untuk berbenah. Langkah-langkah preventif harus diambil untuk mencegah insiden serupa di masa depan. Pelatihan bagi para operator dan pengembangan teknologi yang lebih baik akan menjadi kunci untuk meningkatkan standar keselamatan.
Kemajuan teknologi memungkinkan penjelajahan yang lebih dalam dan lebih aman, tetapi tantangan masih tetap ada. Seluruh pemangku kepentingan dalam industri ini harus bekerja sama untuk memastikan setiap misi dilakukan dengan pertimbangan keselamatan yang maksimal. Satu kesalahan kecil dapat berujung pada bencana besar yang mempengaruhi nyawa banyak orang.
