Wilayah Sarmi di Papua baru-baru ini mengalami serangkaian gempa bumi yang signifikan dengan 120 gempa susulan terdeteksi. Momen paling baru terjadi pada tanggal 19 Oktober, ketika gempa berkekuatan 5,1 mengguncang kawasan tersebut, menunjukkan aktivitas seismik yang semakin meningkat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengonfirmasi bahwa gempa ini terjadi di Pantai Utara Sarmi. Dengan kedalaman hanya 10 kilometer, gempa ini dirasakan cukup kuat oleh penduduk di sekitarnya, menimbulkan kekhawatiran terkait dampak dan kerusakan yang mungkin terjadi.
Penyebab dan Lokasi Gempa yang Terjadi di Sarmi
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa yang terjadi merupakan akibat dari pergerakan Sesar Anjak Mamberamo. Pemahaman tentang penyebab gempa ini penting untuk mengantisipasi kemungkinan kejadian yang lebih besar di masa depan.
Gempa terbaru ini memiliki koordinat 2,01° LS dan 138,95° BT, terletak 28 kilometer tenggara Sarmi. Fakta tersebut menunjukkan bahwa wilayah ini berada di jalur seismik aktif yang perlu diperhatikan secara serius.
Sejak gempa utama pada tanggal 16 Oktober dengan kekuatan 6.6, aktivitas gempa bumi susulan terus berlanjut, menunjukkan ketidakstabilan wilayah tersebut. BMKG juga mencatat bahwa meskipun beberapa gempa susulan terasa signifikan, tidak ada indikasi potensi tsunami terkait dengan kejadian ini.
Indikasi dan Dampak dari Gempa Bumi di Wilayah Tersebut
Analisis lebih dalam menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan mendatar-naik, yang sering kali bisa menimbulkan dampak yang lebih mengkhawatirkan. Masyarakat di sekitar Sarmi terpaksa menghadapi ketidakpastian dan rasa cemas akibat aktivitas seismik ini.
Hasil monitoring menunjukkan benturk yang diakibatkan oleh gempa utama, seperti retakan di bangunan dan jalan. Kekuatan gempa susulan ini bervariasi, menciptakan kondisi yang tidak stabil untuk masyarakat setempat.
Dampak dari gempa tidak hanya terbatas pada kerusakan fisik, tetapi juga menciptakan ketidakpastian emosional dan psikologis bagi penduduk, yang berpotensi berlarut-larut dalam jangka waktu yang lama.
Pentingnya Keselamatan dan Tindakan Penghentian Risiko
Daryono mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan menghindari bangunan yang mengalami kerusakan atau retakan. Ini adalah langkah penting untuk memastikan keselamatan diri dan keluarga, terutama ketika aktivitas seismik dalam waktu dekat masih dapat terjadi.
Proses pemeriksaan bangunan yang telah rusak sangat krusial sebelum warga memutuskan untuk kembali ke dalam rumah. Masyarakat juga disarankan untuk memiliki rencana evakuasi dan langkah-langkah darurat saat gempa kembali mengguncang.
Penanganan dan edukasi mengenai keselamatan bencana harus menjadi prioritas, dan pemerintah lokal juga perlu memberikan dukungan dan informasi yang jelas kepada masyarakat terkait risiko yang ada.